Tuesday, June 12, 2012

KEPEL (Stelechocarpus Burahol)



KEPEL (Stelechocarpus Burahol) Sudah pernahkah anda mendengar tanaman Kepel ataupun buah Kepel? Aneh ya? Lebih aneh lagi, karena kita kok baru tahu sekarang... Bahkan, hampir sebagian besar bangsa kita tidak mengenal tanaman ini. Setiap kali saya memperkenalkan tanaman ini kepada teman-teman dan saudara-saudara, mereka umumnya mengatakan baru pertama kali mendengar jenis tanaman ini. Padahal, tanaman ini adalah tanaman asli Indonesia! Bahkan di beberapa forum diskusi di luar negeri, para penggemar tanaman langka sudah mengatetahui tanaman ini dan men-trade mark-kan tanaman ini sebagai tanaman asli Yogyakarta atau Kraton Yogyakarta! Bukan lagi merujuk pada asal negara, tetapi sudah spesifik ke nama daerah.

Mengapa bisa demikian? Menilik kepada sejarahnya, pada masa kerajaan, tanaman ini merupakan lambang kekuasaan kerajaan Kesultanan Yogyakarta. Pada masa tersebut, tanaman Kepel hanya boleh ditanamn dilingkungan keraton Kesultanan Yogyakarta. Masyarakat awam tidak diperbolehkan menanam tanaman ini, kecuali beberapa abdi dalem keraton. Namun demikian, seiring dengan pudarnya kekuasaan Kesultana Yogyakarta, maka tanaman ini sedikit demi sedikit mulai tersebar ke masyarakat, walapun jumlahnya masih terbatas.

Daun
Tanaman kepel termasuk ke dalam tanaman yang mudah beradaptasi dengan lingkungannnya, tidak cepat stress. Apabila kondisi lingkungannya kurang mendukung, tanaman hanya akan mengalami stagnasi pertumbuhan, namun demikian hebatnyanya daun tanaman ini tidak mudah rontok. Bila kondisi lingkungan sudah mendukung, maka tanaman ini akan bersemi, yang dicirikan dengan keluarnya daun-daun muda yang berwarna hijau terang dan mengkilap (umumnya daun muda ini di Yogyakarta dimakan sebagai lalapan/urap). Setelah beberapa hari (kurang lebih 1-2 minggu) daun akan berwarna hijau gelap. Daun yang sudah tua inilah yang biasanya digunakan sebagai bahan pengobatan. Caranaya rebus 5 atau 7 lembar daun yang sudah tua, rebus dengan 1,5 liter, sisakan hingga 1/3 nya. Diamkan 3-5 jam, minum dalam jangka waktu satu hari. Sebaiknya jangan diminum setelah 1 hari (24 jam), karena setelah waktu tersebut air akan berlendir, dikhawatirkan air memberi efek sebaliknya.

Tanaman Kepel, atau yang biasa juga disebut Burahol di daerah Jawa Barat, memiliki manfaat yang sangat luar biasa dan tidak dimiliki oleh tanaman herbal lain pada umumnya.

Manfaat daun tanaman Kepel diantaranya :
1. Mengobati asam urat
2. Mengobati dan memperlancar air seni
3. Mengobati dan memperlancar sewaktu susah buang air besar
4. Mengobati panas dalam
5. Mengobati sariawan


Buah 
Tanaman ini berbuah hanya sekali dalam setahun, di daerah Jawab Barat, khususnya di Bogor, dan sekitarnya, di mana lebih sering terjadi hujan, Kepel berbuah lebih cepat dari pada di Yogyakarta dan Jawa Tengah, serta Jawa Timur, yaitu sekitar bulan Oktober – Nopember. Sedangkan di Yogyakarta dan Jawa Tengah tanaman berbuah pada bulan-bulan Januari – Maret.


Buah Kepel sebesar kepalan tangan anak-anak, sehingga dinakaman kepel (kepalan tangan). Buah Kepel yang masak berasa manis dengan sedikit aroma harum. Buah Kepel dapat dimakan dengan cara dikulum bijinya, karena daging buahnya lebih banyak melekat di biji. Selain itu, daging buahnya juga menempel di kulit dan dapat dimakan dengan memakai sendok, tetapi bila terkena bagian kulit, akan terasa sedikit pahit. Buah yang kurang matang akan berasa pahit. Buah ini akan terasa enak jika dimakan sewaktu segar. Sulit membedakan antara buah yang masak dengan yang mentah, karena warna kulit luarnya yang sama. Umumnya pemilik pohon ini hanya makan buah yang sudah jatuh, sebagai ciri bahwa buah tersebut sudah masak. Sayangnya daging buah kepel yang dapat dimakan hanya sedikit, karena bijinya yang besar (sebesar biji nangka). Buah Kepel memiliki jumlah biji yang bervariasi, buah yang kecil biasanya bijinya berisi 3, sementara yang besar dapat berisi hingga 6 biji.

Manfaat buah Kepel diantaranya :
1. Mengurangi bau keringat yang kurang sedap (tanaman ini juga biasa disebut sebagai pohon parfum), karena mampu mengurangi bau badan.
2. Membersihkan ginjal
3. Mengurangi bau air seni yang kurang sedap
4. Memberikan efek kemandulan sementara, sehingga dapat digunakan sebagai alat KB sementara.

   


Batang
Batang pohon Kepel termasuk dalam batang tanaman keras. Batang, cabang dan rantingnya tidak mudah patah, begitu juga dengan daunnya. Daun tanaman ini tidak mudah rontok, bahkan hingga berbulan-bulan. Jika di biarkan tumbuh apa adanya, maka tanaman ini akan terlihat sangat rimbun hingga cabang, ranting dan daun-daunya dapat menyentuh tanah dan menutupi batang utamanya. Sangat eksotis!

Semoga bermanfaat.
Salam Herbal Indonesia!

3 comments:

  1. Bibitnya bisa dibeli dimana?sy jg pingin liat pohonnya yg lg berbuah,krn sy pernah tau di kota malang di jln rampal,tq

    ReplyDelete
  2. Nyampe ke blog ini krn melihat ada 1 pohon kepel di seameo-biotrop bogor. Yup, buat saya yg bukan pemerhati tanaman, pohon ini sangat unik karena buahnya yg tumbuh di batang pohon.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Di magetan ada, bila berminat bisa pesan atau berkunjung di tempat pembibitan mentari kami, di pacalan, plaosan, magetan. Atau di call/wa: 082133344485

      Delete