Saturday, June 16, 2012

KOMPOS

Pupuk Kompos adalah pupuk yang berasal dari perombakan bahan-bahan oraganik melalui proses fermentasi atau dekomposisi , dengan menggunakan mikroorganisme tertentu. Proses dekomposisi diperlukan agar unsur hara yang ada di dalam bahan organik tersebut, dapat terurai menjadi unsur hara yang dapat diserap tanaman dengan lebih cepat. Proses dekomposisi ini biasa disebut juga dengan proses penguraian atau pendegradasian atau pengomposan. Sebenarnya proses dekomposisi akan berjalan dengan sendirinya jika suatu makhluk hidup mati. Namun , untuk beberapa makhluk hidup, proses dekomposisi berjalan lambat. Bahkan pada kondisi tertentu, tidak terjadi proses dekomposisi sama sekali.

Ada beberapa beberapa faktor atau campur tangan manusia yang dapat mempercepat proses dekomposisi, diantaranya :
1. Penambahan bakteri atau jamur selulotik. Bakteri atau jamur selulotik adalah mikroba yang menghasilkan enzim selulotik, yang akan mengurai unsur selulosa menjadi glukosa, dimana glokosa ini akan dimanfaatkan oleh bakteri dan menghasilkan karbondioksida. Bakteri yang digunakan antara misalnya Basillus sp, sedangkan dari golongan jamur misalnya Trichoderma sp. Bakteri atau jamur dijual di pasaran dan siap pakai diantaranya EM-4, Stardec, Orgadec, Decomposer, Pomi, dll. Bahan-bahan ini biasanya disebut sebagai aktivator pengomposan.
2. Meningkatkan luas permukaan, yaitu dengan cara memperkecil ukurannya (dengan cara dicacah atau dipotong-potong). Semakin luas permukaan, proses dekomposisi akan berjalan lebih cepat.
3. Memberikan kenyamanan kepada mikroba pengurai dengan cara mengatur pH, kelembaban, dan suhu sesuai dengan yang diinginkan mikroba untuk berkembang biak.

Pembuatan Kompos
Pembuatan kompos adalah upaya manusia untuk mempercepat proses terjadinya dekomposisi bahan organik.

Bahan-bahan dan alat untuk membuat kompos:
1. Bahan yang akan di komposkan, seperti jerami, sampah organik, kotoran hewan (sapi, kambing ayam dll).
2. Akivator pengomposan.
3. Gula atau tetes tebu.
4. Air
5. Kapur/Dolomit/Zeolit.
6. Ember
7. Gembor
8. Cangkul/sekop
9. Pipa
Gembor















Cara pembuatan :
1. Campur 100 ml aktivator dengan 10 lliter air, tambahkan gula 1 sendok makan (+- 10 gram) atau tetes tebu +/- 20 ml. Aduk dan diamkan semalam. Bakteri aktivator yang dijual dipasar umumnya dalam kondisi dorman (tidur). Pemberian gula atau tetes tebu bertujuan untuk membangunkan bakteri tersebut.
2. Buat tumpukan bahan yang akan dikomposkan dengan tinggi +/-10 cm dengan luas sesuai dengan kondisi tempat. Pembuatan kompos, sebaiknya di tempat yang ternaungi dan tidak terkena sinar matahari dan hujan.
3. Siram secara dengan larutan akttvator yang sudah didiamkan semalam secukupnya. Tambahkan lagi bahan yang akan dikomposkan dengan ketinggian yang sama. Taburkan dolomit atau kapur atau zeolit secara. Tujuannya adalah untuk mengurangi tingkat keasaman kompos selama proses pengomposan.
4. Ulang nomor 2 dan nomor 3 seterusnya, sampai bahan habis. Apablia aktivator habis, maka bisa dibuat lagi secera mendadak dan tidak perlu didiamkan semalam.
5. Setelah bahan habis, tutup seluruh tumpukan dengan plastik atau terpal.
6. Potong pipa menjadi beberapa bagian. Potongan pipa harus lebih tinggi dari tumpukan kompos. Buat beberapa lubang di bagian bawah pipa. Pipa dibenamkan di atas tumpukan kompos, tentunya dengan terlebih dahulu melubangi plastik/terpal yang menutupi kompos. Pemberian pipa ini bertujuan untuk mengeluarkan gas dan panas yang dihasilkan yang dihasilkan pada saat proses penguraian.
7. Setelah 1 minggu, aduk dengan menggunakan sekop atau cangkul. Usakan yang tadinya bagian bawah, emnjadi bagian atas dan sebaliknya yang tadinya bagian atas menjadi bagian bawah.
8. Ulangi pada munggu ke 2. Kompos sudah bisa digunakan setelah minggu ke 3.

Catatan.
1. Apabila kondisi bahan banyak mengandung C/N ratio tinggi seperti kayu-kayuan (hasil gergaian kayu), atau ranting/ranting atau limbah kelapa sawit, maka sebaiknya ditambah bahan yang C/N rasionya rendah, seperti kotoran binatang. Bahan yang mengandung C/N tinggi akan lebih lama di urai oleh bakteri, karena bakteri sedikit mendapatkan suplai N. Sehingga dengan memberikan kotoran binatang, , bakteri sudah mendapatkan seuplai N dari kotoran binatang tersebut, sebelum mampu menguraikan bahan yang C/N-nya tinggi .
2. Pada awal pembuatan kompos, maka akan terjadi peningkatan suhu. Jika suhu terlalu panas,yang diperkiraan lebih dari 50oC, maka tutup kompos harus di buka sebentar, agar bakteri tidak mati.

Tuesday, June 12, 2012

Dari Pemilik Blog

Salam sejahtera!

Kawan, Tuhan telah menganugerahi kita dengan berbagai macam jenis tanaman. Sebagian besar dari tanaman yang Tuhan limpahkan tersebut memberikan manfaat kepada kita, baik memberikan manfaat langsung, ataupunn tidak langsung.    Memberikan manfaat secara langsung, karena tananaman tersebut dapat kita gunakan secara langsung misalnya buahnya dapat kita makan, daun atau bagian lainnya dapat digunakan untuk pengobatan, kayunya dapat untuk perlengkapan perabbot, sebagai peneduh dan penyerap polusi udara dll.  Manfaat secara tidak langsung yaitu memberikan manfaat kepada mahluk lain misalnya hewan dan tanaman lain, yang pada akhirnya hewan atau tanaman tersebut memberikan manfaat kepada kita.

Sebagian besar blog ini bersisi artikel mengenai tanaman, sebagaian lain mengenai informasi teknologi tentunya masih berkaitan dengan tanaman.

Blog ini sebagian saya susun berdasarkan pengalaman saya dan beberapa saya ambil dari tulisan lain yang saya cpas (tentunya setelah mendapat ijin dari pemiliknya).  Semoga bermanfaat bagi kita semua.

KEPEL (Stelechocarpus Burahol)



KEPEL (Stelechocarpus Burahol) Sudah pernahkah anda mendengar tanaman Kepel ataupun buah Kepel? Aneh ya? Lebih aneh lagi, karena kita kok baru tahu sekarang... Bahkan, hampir sebagian besar bangsa kita tidak mengenal tanaman ini. Setiap kali saya memperkenalkan tanaman ini kepada teman-teman dan saudara-saudara, mereka umumnya mengatakan baru pertama kali mendengar jenis tanaman ini. Padahal, tanaman ini adalah tanaman asli Indonesia! Bahkan di beberapa forum diskusi di luar negeri, para penggemar tanaman langka sudah mengatetahui tanaman ini dan men-trade mark-kan tanaman ini sebagai tanaman asli Yogyakarta atau Kraton Yogyakarta! Bukan lagi merujuk pada asal negara, tetapi sudah spesifik ke nama daerah.

Mengapa bisa demikian? Menilik kepada sejarahnya, pada masa kerajaan, tanaman ini merupakan lambang kekuasaan kerajaan Kesultanan Yogyakarta. Pada masa tersebut, tanaman Kepel hanya boleh ditanamn dilingkungan keraton Kesultanan Yogyakarta. Masyarakat awam tidak diperbolehkan menanam tanaman ini, kecuali beberapa abdi dalem keraton. Namun demikian, seiring dengan pudarnya kekuasaan Kesultana Yogyakarta, maka tanaman ini sedikit demi sedikit mulai tersebar ke masyarakat, walapun jumlahnya masih terbatas.

Daun
Tanaman kepel termasuk ke dalam tanaman yang mudah beradaptasi dengan lingkungannnya, tidak cepat stress. Apabila kondisi lingkungannya kurang mendukung, tanaman hanya akan mengalami stagnasi pertumbuhan, namun demikian hebatnyanya daun tanaman ini tidak mudah rontok. Bila kondisi lingkungan sudah mendukung, maka tanaman ini akan bersemi, yang dicirikan dengan keluarnya daun-daun muda yang berwarna hijau terang dan mengkilap (umumnya daun muda ini di Yogyakarta dimakan sebagai lalapan/urap). Setelah beberapa hari (kurang lebih 1-2 minggu) daun akan berwarna hijau gelap. Daun yang sudah tua inilah yang biasanya digunakan sebagai bahan pengobatan. Caranaya rebus 5 atau 7 lembar daun yang sudah tua, rebus dengan 1,5 liter, sisakan hingga 1/3 nya. Diamkan 3-5 jam, minum dalam jangka waktu satu hari. Sebaiknya jangan diminum setelah 1 hari (24 jam), karena setelah waktu tersebut air akan berlendir, dikhawatirkan air memberi efek sebaliknya.

Tanaman Kepel, atau yang biasa juga disebut Burahol di daerah Jawa Barat, memiliki manfaat yang sangat luar biasa dan tidak dimiliki oleh tanaman herbal lain pada umumnya.

Manfaat daun tanaman Kepel diantaranya :
1. Mengobati asam urat
2. Mengobati dan memperlancar air seni
3. Mengobati dan memperlancar sewaktu susah buang air besar
4. Mengobati panas dalam
5. Mengobati sariawan


Buah 
Tanaman ini berbuah hanya sekali dalam setahun, di daerah Jawab Barat, khususnya di Bogor, dan sekitarnya, di mana lebih sering terjadi hujan, Kepel berbuah lebih cepat dari pada di Yogyakarta dan Jawa Tengah, serta Jawa Timur, yaitu sekitar bulan Oktober – Nopember. Sedangkan di Yogyakarta dan Jawa Tengah tanaman berbuah pada bulan-bulan Januari – Maret.


Buah Kepel sebesar kepalan tangan anak-anak, sehingga dinakaman kepel (kepalan tangan). Buah Kepel yang masak berasa manis dengan sedikit aroma harum. Buah Kepel dapat dimakan dengan cara dikulum bijinya, karena daging buahnya lebih banyak melekat di biji. Selain itu, daging buahnya juga menempel di kulit dan dapat dimakan dengan memakai sendok, tetapi bila terkena bagian kulit, akan terasa sedikit pahit. Buah yang kurang matang akan berasa pahit. Buah ini akan terasa enak jika dimakan sewaktu segar. Sulit membedakan antara buah yang masak dengan yang mentah, karena warna kulit luarnya yang sama. Umumnya pemilik pohon ini hanya makan buah yang sudah jatuh, sebagai ciri bahwa buah tersebut sudah masak. Sayangnya daging buah kepel yang dapat dimakan hanya sedikit, karena bijinya yang besar (sebesar biji nangka). Buah Kepel memiliki jumlah biji yang bervariasi, buah yang kecil biasanya bijinya berisi 3, sementara yang besar dapat berisi hingga 6 biji.

Manfaat buah Kepel diantaranya :
1. Mengurangi bau keringat yang kurang sedap (tanaman ini juga biasa disebut sebagai pohon parfum), karena mampu mengurangi bau badan.
2. Membersihkan ginjal
3. Mengurangi bau air seni yang kurang sedap
4. Memberikan efek kemandulan sementara, sehingga dapat digunakan sebagai alat KB sementara.

   


Batang
Batang pohon Kepel termasuk dalam batang tanaman keras. Batang, cabang dan rantingnya tidak mudah patah, begitu juga dengan daunnya. Daun tanaman ini tidak mudah rontok, bahkan hingga berbulan-bulan. Jika di biarkan tumbuh apa adanya, maka tanaman ini akan terlihat sangat rimbun hingga cabang, ranting dan daun-daunya dapat menyentuh tanah dan menutupi batang utamanya. Sangat eksotis!

Semoga bermanfaat.
Salam Herbal Indonesia!

Sunday, June 10, 2012

MUNDU - Garcinia Dulcis(Roxb.) Kurz.


[MUNDU (Garcinia dulcis(Roxb.)Kurz.) ]

Tanaman Mundu adalah tanaman buah-buahan asli Indonesia. Hidup di dataran rendah hingga ketinggian 500 dpl. Banyak tersebar di Pulau Jawa, sebagian di Pulau Kalimanatan. Mundu juga dikenal dengan nama apel jawa.  

Pohon
Tanaman Mundu termasuk tumbuhan pohon. Berbatang keras, tegak lurus dengan cabang yang hampir  seragam dan seukuran, ke samping dengan besar sudut tiap-tiap cabang yang hampir sama. Cabang ini memiliki ranting yang tidak terlalu panjang.  Panjang cabang ini makin ke atas makin pendek, sehingga bentuk pohon mengerucut ke atas. Jarak antar cabang sangat pendek sekitar 10-30 cm, sehingga meski banyak pijakan tapi sulit untuk di panjat, karena rapatnya ranting.  

Daun
Daun mundu berbentuk bundar telur sampai lonjong jorong, panjang 10 – 30 cm dan lebar 3,5 – 14 cm, hijau pucat bila muda, permukaan atas hijau gelap dan mengkilat, pada bagian bawah dengan tulang tengah yang menonjol dan keras, urat-urat daun banyak dan paralel, panjang tangkai daun sampai 2 cm.  

Bunga
Bunga mundu muncul di dekat pangkal daun berwarna kuning keputihan dan berbau harum.

Buah dan Biji
Buah mundu berbentuk bulat dengan ujung atas dan bawah agak meruncing dengan diameter antara 5-8 cm. Buah Mundu dapat dimakan dengan rasa manis bercampur asam. Buah Mundu berbentuk bulat seperti apel/kesemek dan berwarna hijau muda saat masih mentah dan berubah menjadi kuning cerah (mengkilat) ketika masak. Buah Mundu banyak mengandung vitamin C. Jika memakan buah ini sebaiknya dikupas lebih dahulu kemudian di cuci untuk menghilangkan getahnya yang dapat menyebabkan iritasi pada bibir. Biji Mundu berbentuk lonjong dengan panjang antara 2-5 cm, lebar 1-2 cm berwarna coklat, tapi bila kulit luar terkelupas, makan akan terlihat warna kuning pada bagian dalam biji.. Dengan bijinya yang besar ini menyebabkan hanya sedikit bagian daging buah yang dapat dimakan.