Friday, May 10, 2013

DEWANDARU (Eugenia uniflora)

Dewandaru (Eugenia uniflora) diyakini berasal dari Amerika Selatan. Belum diketahui secara pasti penyebaran tanaman ini hingga sampai di Indonesia. Namun yang jelas tanaman ini memiliki berbagai khasiat bukan saja untuk bahan obat melainkan juga ada yang mempercayainya sebagai jimat.  Dewandaru (Eugenia uniflora) atau yang bisa kita kenal dengan sebutan blimbing atau ciremai londo, ternyata mempunyai khasiat untuk mencegah kerusakan oksidatif, akibat radikal bebas yang tidak dapat diatasi oleh antioksidan endogen dalam tubuh.
 
Diskripsi Pohon Dewandaru.
Dewandaru (Eugenia uniflora) merupakan tumbuhan perdu dengan tinggi mencapai 5 meter dan hidup menahun. Batang pohon dewandaru tegak, berkayu, berbentuk bulat dengan kulit kayu berwarna coklat.

Pohon dewandaru dikenal juga sebagai asem selong, belimbing londo, ceremai londo, atau cereme asam. Dalam bahasa Inggris pohon yang dipercaya mempunyai kekuatan magis ini disebut dengan Surinam Cherry, Brazilian Cherry, atau Cayenne Cherry. Sedangkan nama ilmiah tumbuhan ini adalah Eugenia uniflora L., yang mempunyai beberapa sinonim diantaranya Eugenia michelii Lam., Eugenia oblongifolia, Eugenia zeylanica Willd.

Daun dewandaru merupakan daun tunggal, berwarna hijau berbentuk lonjong dengan ujung dan pangkal yang meruncing. Daun berukuran sekitar 5 sentimeter dengan tepi daun yang rata dan pertulangan menyirip. Bunga tunggal dengan daun pelindung kecil berwarna hijau, mahkota bunga berwarna kuning sedangkan benang sari dan putik berwarna putih. Buahnya buni (bulat) dengan diameter sekitar 1,5 cm, berwarna merah. Bijinya kecil, keras, berwarna coklat.

Mitos, Khasiat, dan Pemanfaatan.

Dewandaru mempunyai antioksidan yang lebih atraktif dibanding dengan buah ataupun sayuran lainnya. Karena berdasarkan penelitian, tumbuhan tersebut mengandung sebagian besar flavonoid antioksigen dengan aktivitas lebih besar dari tokoferol (vitamin E), yang berperan pada efek anti oksidan yang dihasilkan.

Tanaman dewandaru memiliki kandungan polifenol maupun komponen flavonoid yang cukup tinggi. Dari penelitian yang dilakukan Dita, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta, ekstrak metanol buah dewandaru mengandung cynadin-3-O-&-glucopyranoside dan delphinidin -3-O-&-glucopyranoside, suatu antosian-antioksidan.


Keberadaan pohon dewandarupun sarat dengan mitos. Mulai dari mitos soal asal-usulnya hingga berbagai khasiat magis sebagai kayu sakti dan bertuah. Karenanya, kayu dewandaru kerap kali dimanfaatkan untuk membuat aksesoris semisal tasbih, gelang, akik (batu cincin), dan kalung. Beberapa mitos terkait pohon dan kayu dewandaru diantaranya adalah:
  • Pohon dewandaru di tanam oleh Sunan Nyamplungan, putra Sunan Muria, setelah mendapatkannya dari Cina.
  • Seorang bernama dewandaru yang menjadi rebutan antara Kurawa dan Pandawa lantaran dipercaya menjadi kunci untuk menguasai dunia. Agar tidak dapat diperebutkan, orang ini berubah menjadi pohon.
  • Aroma kayu dewandaru sebagai sarana pencapaian kesempurnaan dalam ilmu kanuragan.
  • Dipercaya memiliki khasiat sebagai pengasihan, menambah kharisma, dan pengusir gangguan gaib.
Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Plantae. Divisi: Spermatophyta. Subdivisi: Angiospermae. Famili: Myrtaceae. Genus: Eugenia. Spesies: Eugenia uniflora.

Disarikan dari Kompas.com dan alamendah.com