Thursday, February 3, 2011

KAYU MANIS (Cinnamomum burmanii)


Kayu manis adalah sebutan untuk tanaman yang mengahilkan kulit kayu yang terasa manis. Kayu manis biasa digunakan sebagai bumbu dapur. Namun demikian sebenarnya kayu manis juga dimanfaatkan oleh beberapa orang sebagai penyedap minuman, seperti cocktail dan untuk seduhan kopi. Di dunia medis, kayu manis juga bermanfaat sebagai salah satu obat herbal.

Pohon kayu manis merupakan tumbuhan asli Asia Selatan, Asia Tenggara dan daratan Cina, (Smith, 1986) Indonesia termasuk di dalamnya. Tumbuhan ini termasuk famili Lauraceae yang memiliki nilai ekonomi dan merupakan tanaman tahunan yang memerlukan waktu lama untuk diambil hasilnya. Hasil utama kayu manis adalah kulit batang dan dahan, sedang hasil ikutannya adalah ranting dan daun. Komoditas ini selain digunakan sebagai rempah, hasil olahannya seperti minyak atsiri dan oleoresin banyak dimanfaatkan dalam industri-industri farmasi, kosmetik, makanan, minuman, rokok, dsb.

Dari 54 spesies kayu manis (Cinnamomum sp.) yang dikenal di dunia, 12 diantaranya terdapat di Indonesia. Dari kesemuanya, tiga jenis kayu manis yang menonjol di pasar dunia adalah Cinnamomum burmannii (di Indonesia) yang produknya dikenal dengan nama cassiavera, Cinnamomum zeylanicum (di Sri Lanka dan Seycelles) dan Cinnamomum cassia (di Cina) yang produknya dikenal dengan Cassia Cina. Jenis-jenis tersebut merupakan beberapa tanaman rempah yang terkenal di pasar dunia.

 Sekitar tahun 1928 ketiga jenis kayu manis yang disebutkan terdahulu pernah coba dikembangkan di Indonesia, namun yang memperoleh tempat dan berkembang dengan pesat adalah C. burmanni, bahkan sisa-sisa pohon C. zeylanicum dan C. cassia hingga saat ini masih ada (Deinum, 1949). Disamping itu masih ada jenis-jenis C loureiri dan C. Tamala yang dibudidayakan berturut-turut di Vietnam dan India.

 Sesuai dengan variasi kekayaan alamnya, Indonesia memiliki potensi untuk mengembangkan kayu manis, terutama C.zeylanicum yang bernilai ekonomi tinggi. Selama ini, tanaman kayu manis yang banyak dikembangkan di Indonesia adalah C. burmannii BL., yang merupakan usaha perkebunan rakyat, terutama diusahakan di Sumatera Barat, Jambi dan Sumatera Utara. Jenis C. burmanii BL ini, dalam dunia perdagangan lebih dikenal dengan nama cassiavera dan merupakan ekspor tradisional yang masih dikuasai Indonesia sebagai negara pengekspor utama di dunia.

 Di Indonesia sendiri perkembangan C. burmannii lebih pesat ketimbang C. zeylanicum dan C. cassia, ini didasarkan atas persyaratan lingkungan pertumbuhan. Namun sebenarnya ketiga kayu manis tersebut mempunyai peluang yang sama di daerahdaerah yang sesuai, baik agronomi maupun ekologi.

 Panen kulit kayu manis biasanya dilakukan pada musim hujan, ini dimaksudkan agar mudah mengulitinya. Sebelum dikuliti, batang dikerok dengan pisau untuk membersihkan dari lumut dan kerak serta gabus. Kulit dipanen mulai dari batang bagian bawah dengan panjang sekitar 1 (satu) meter kemudian pohon ditebang pada ketinggian 20-30 cm dari permukaan tanah. Pengambilan kulit kayu dimulai dari bagian atas batang dan cabang-cabang yang besar. Tunggul dibiarkan bertunas yang kelak ditinggalkan satu atau dua batang saja sehingga menjadi batang baru. Kulit yang telah dipanen kemudian dikeringkan, baik dibawah sinar matahari atau dibawah naungan sementara. Bila sudah kering, kulit akan menggulung menyerupai pipa (disebut quill), quill dari cassiavera ini berwarna coklat kemerahan.

Nilai utama kayu manis terdapat pada bagian kulit dari batang, cabang serta ranting yang mengandung minyak atsiri, terutama sinamaldehid (60-75%) dan eugenol (4-18%) (Suherdi, 1999).

 Dalam perdagangan internasional produk pohon kayu manis dikenal dengan nama cinnamon dan cassia. Masing-masing dalam bentuk kulit kayu, minyak atsiri dan oleoresin. Minyak atsiri diperoleh dengan cara penyulingan kulit kayu dan daun, sedang oleoresin hasil ekstraksi kulit kayu dengan menggunakan pelarut organik tertentu.

Nilai minyak atsiri kayu manis ditentukan oleh tinggi rendahnya kadar sinamaldehid, makin tinggi kadarnya makin tinggi pula harganya. Minyak kulit cinnamon mengandung sinamaldehid 51-76%, sedangkan minyak cassia berkadar 85-95%. Minyak atsiri dari daun, batang dan ranting C. cassia kaya akan sinamaldehid, yaitu 70-75%, disamping itu masih mengandung fenol dan sekitar 4-8% segenol. Minyak atsiri yang diperoleh dari daun C. zeylanicum kaya akan eugeno yaitu 65-95% yang merupakan bahan penting dalam industri essence.

 Untuk menghasilkan semua itu, pohon harus ditebang, tidak bisa hanya dikuliti saja. Satu pohon yang telah berusia delapan tahun lebih itu ditebang hanya untuk mendapatkan kulitnya. Begitu seterusnya, setiap beberapa hari sekali peladang menebang pohon yang telah ditanam rata-rata 10 tahun hanya untuk sekali pakai.

2 comments:

  1. Salam, maaf pak saya mau menanyakan apakah bapak mengetahui lokasi penanaman C. zeylanicum atau hasil olahannya berupak minyak atsiri di Indonesia. Trimakash.

    ReplyDelete
  2. Coin Casino - A Comprehensive Review of the Game
    Coins Casino 온카지노 is a 1xbet korean gambling website, in which 인카지노 users can earn a casino bonus and win money without them ever having to deposit anything to win

    ReplyDelete